Setelah Kita Pisah
Kita pernah menjadi senja,
hangat di ujung hari yang lelah.
Namun kini, kau hanya bayang,
mengendap dalam jarak dan pasrah.
Kata-kata telah runtuh,
seperti hujan di jendela kaca.
Tak lagi ada janji
yang bisa kita peluk bersama.
Kau pergi tanpa peluk terakhir,
aku tinggal dengan kenang yang getir.
Semesta tahu,
cinta tak selalu pulang ke rumah yang sama.
Biarlah luka ini tumbuh,
biarlah rindu ini gugur.
Sebab cinta tak selalu bertahan,
meski pernah tumbuh subur.
No comments:
Post a Comment